Pengusaha Muda, Sukses Hasilkan RATUSAN JUTA Dari Bertani !
Cabai rawit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cabai rawit

Cabai rawit
Genus Capsicum
Spesies Capsicum frutescens
Kultivar Cabai rawit
Tingkat kepedasan

Skala Scoville 80.000–100.000 SHU
Cabai rawit (Capsicum frutescens) adalah tumbuhan anggota genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas. Warna buahnya hijau atau jenis lain bewarna putih sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak. Cabai rawit sudah menjadi komoditas paling penting terutama dalam masakan kuliner Indonesia dan sering menjadi pelengkap kudapan jalanan, yaitu gorengan yang biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.[1]
Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah varietas rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu masakan atau disambal. Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil persilangan
Cabai rawit selain di Indonesia, juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di negara Malaysia dan Singapura dia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris dia dikenal dengan nama Tabasco chili pepper atau bird's eye chili pepper.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau atau putih menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, dia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000–100.000 pada skala Scoville.[2] Cabai rawit biasa dijual di pasar-pasar bersama dengan varietas cabai lainnya.
Kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan hingga 12 hari setelah dipetik serta tahan pengangkutan jarak jauh. Petani akan mulai memanen 60-90 hari setelah tanam dan berlangsung hingga 14 bulan, jika perawatan intensif dilakukan masa panen lebih lama lagi, diketahui pohon cabai rawit (dengan varietas tertentu) dapat tumbuh dengan tinggi melebihi 2 meter dan berumur hingga 2 tahun bahkan lebih. Masa panen yang panjang akan lebih menguntungkan petani karena dapat menikmati hasil lebih banyak. Di tingkat konsumen harga cabe rawit pernah mencapai Rp80.000–Rp 100.000/kilogram saat pasokan cabai rawit berkurang karena permintaan yang tinggi dan banyak petani mengalami kegagalan dalam panen cabai rawit yang optimal.
Cabe rawit dapat ditanam setiap saat, tetapi sebaiknya penanaman pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau agar tingkat keseragaman pertumbuhannya tinggi. Penanaman pada musim kemarau tidak masalah sepanjang air tersedia. Cabe rawit tahan perubahan cuaca yang tidak menentu. Kelebihan lainnya adalah tahan hama penyakit. Salah satunya Aphis Gossypii yang mengisap cairan tanaman hingga layu dan mati, serangan hama tersebut menyebabkan kematian hingga 99% pada varietas hibrida, bila tanpa penyemprotan pestisida tetapi kematian kathur hanya 9–11%. Hama lainnya adalah Bactrocera papayae dan Bactrocera carambolae.
BUDI DAYA CABAI?
Pertanyaan:
Saya ingin menanam cabai, di belakang rumah ada tanah yang sayang jika tidak dimanfaatkan, tapi saya bingung mulai dari mana. Bagaimana langkah-langkah budi daya cabai yang baik? (Instagram: mr.stevenza)
Jawaban:
Hal yang pertama dapat dilakukan adalah memeriksa kondisi lahan dan kesesuaian lahan dengan tanaman cabai. Hampir semua jenis tanah cocok untuk tanaman cabai, namun untuk hasil maksimal tanah yang sesuai adalah tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, dan tidak mudah tergenang air, bebas nematoda dan petogen tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5,5-6,8. Apabila pH kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah.
Berikut langkah-langkah budidaya cabai:
Persiapan Lahan
- Lahan dibersihkan dari gulma atau rumput-rumput liar terutama babadotan.
- Lahan dicangkul atau ditraktor dan didiamkan selama satu minggu.
- Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m dan jarak antar bedengan 30-50 cm.
- Tanah di atas bedengan dicangkul kembali dan pupuk dasar dihamparkan, kemudian tanah dibiarkan selama satu minggu.
- Satu minggu kemudian tanah di atas bedengan dihaluskan dan mulsa dipasang di atas bedengan.
Persemaian
- Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, pada tahap ini dilakukan perlakuan benih sebelum disemai.
- Media persemaian yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan tanah halus (1:1) yang telah disterilisasi dengan uap air panas selama 4-6 jam.
- Persemaian dapat dibuat bedengan atau menggunakan wadah semai kantung plastik (volume 13 cm3), bumbungan daun pisang atau nampan plastik 128 lubang (volume 13 cm3).
- Tempat/bedengan persemaian mengarah Utara-Selatan dan naungan menghadap ke Timur. Tempat/bedengan persemaian diberi naungan untuk melindungi bibit. Tempat persemaian dapat diberi kasa untuk menghindari OPT seperti kutu kebul.
- Penyiraman dilakukan setiap pagi hari.
- Naungan/atap persemaian dibuka dan penyiraman dilakukan bertahap sebelum bibit dipindah ke lapangan. Setelah berumur 3-4 minggu, bibit sehat yang memiliki ciri 4-5 helai daun dan tinggi bibit antara 5-10 cm siap dipindah tanam.
Penanaman
- Penanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore hari, satu benih per lubang tanam. Jarak tanam cabai 50 x 60 cm atau 40 x 50 cm.
- Pupuk kandang ayam (15-20 ton/ha) atau kompos (5-10 ton/ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai pupuk dasar, diberikan pada umur 0-7 hari sebelum tanam.
- Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara dibuat lubang di sekitar tanaman menggunakan tugal atau pupuk dimasukkan ke dalam lubang lalu ditutup dengan tanah.
Pemeliharaan
- Penyiraman setiap 3 hari sekali atau sehari sekali jika suhu panas.
- Pupuk susulan yang terdiri atas urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1,0 ton/ha), diberikan 3 kali pada umur 0,1 dan 2 bulan setelah tanam, masing-masing sepertiga dosis. Jika ingin membudi dayakan tanaman organik pemupukan bisa diganti dengan aplikasi pupuk organik pada masa pertumbuhan daun dan buah.
- Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu; 1) dibuat lubang di sekitar tanaman menggunakan tugal, 2) pupuk dimasukkan ke dalam lubang lalu ditutup dengan tanah, 3) melarutkan pupuk urea (maksimal 8-10 kg/ 1.600 m2 untuk setiap penyiraman) lalu menyiramkannya di sekitar batang.
- Ajir/penopang dipasang agar tanaman cabai tidak mudah roboh.
- Melakukan perompesan agar tanaman tetap tegak. Tunas muda yang baru tumbuh dihilangkan, dilakukan mulai usia 20 HST, dilakukan 3 hari sekali hingga terbentuk cabang.
- Penyiangan gulma dilakukan satu minggu sekali atau sesuai kebutuhan.
- Melakukan monitoring OPT sehingga dapat dilakukan pengendalian yang tepat.
- Pemanenan.
- Dilakukan mulai umur >75 HST, setiap 5-7 hari.
- Ciri buah yang dapat dipanen adalah matang penuh, warna cabai besar merah sempurna.
- Panen hijau cabai besar dapat dilakukan satu bulan sebelum panen merah atau buah telah mengeras.
Dijawab oleh: Dewan Pakar Tani Center IPB University
=============
TEKNOLOGI BUDIDAYA
TANAMAN
CABAI (Capsicum annuum L)
Pendahuluan
Cabai rawit atau Capsicum frutescens L. adalah salah satu komoditas
sayuran penting yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Cabai rawit mengandung senyawa kapsaisin, karotenoid, asam askorbat, minyak atsiri, resin, flavonoid.
Prospek cabai rawit cukup menjanjikan untuk pemenuhan konsumen domestik dan permintaan
ekspor. Pada tahun 2017-2021, permintaan cabai rawit diproyeksikan
mengalami peningkatan sebesar 2,65% tiap tahunnya meliputi kebutuhan bibit,
konsumsi, serta bahan baku industri. Sebaliknya, proyeksi produksi cabai rawit
diperkirakan mengalami penurunan 0,4% per tahun selama 2017-2021. Kondisi
tersebut disebabkan luas panen yang diproyeksikan menurun 0,85% pada rentang
tahun yang sama. Apabila produksi cabai lebih rendah dari tingkat konsumsi maka akan terjadi kenaikan harga sehingga dapat
mempengaruhi tingkat inflasi, terutama pada musim tertentu dan terjadi hampir
setiap tahun.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledone
Subclass : Sympetalae
Ordo : Solanace
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L
Budidaya tanaman cabai telah menjadi salah satu sektor
pertanian yang penting di berbagai wilayah, terutama di Indonesia, yang
merupakan salah satu produsen cabai terbesar di dunia. Cabai memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan permintaan yang terus meningkat baik di pasar lokal
maupun internasional. Untuk memenuhi
permintaan tersebut, diperlukan penerapan teknologi budidaya yang tepat guna
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Teknologi
budidaya
tanaman cabai mencakup berbagai aspek, mulai dari pemilihan varietas unggul, teknik penanaman yang
efisien, hingga pengelolaan hama dan penyakit yang ramah lingkungan. Dalam
pendahuluan ini, kita akan membahas pentingnya teknologi budidaya dalam
meningkatkan hasil pertanian cabai serta tantangan yang dihadapi dalam
penerapannya.
Persiapan Lahan
Persiapan lahan untuk budidaya tanaman cabai adalah langkah
penting yang menentukan keberhasilan panen. Berikut adalah tahapan-tahapan yang
perlu dilakukan dalam persiapan lahan untuk tanaman cabai:
1. Pemilihan Lokasi: Pilih lokasi dengan sinar matahari yang cukup, drainase yang baik, dan jauh dari sumber
polusi. Tanah sebaiknya gembur, subur, dan memiliki pH antara 5,5 hingga 6,8.
2. Pengolahan Tanah: Lahan dibersihkan dari gulma, batu, dan sisa-sisa tanaman
sebelumnya. Tanah kemudian dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm untuk
memperbaiki struktur tanah dan memudahkan perakaran.
3. Pembuatan Bedengan: Buat bedengan dengan lebar sekitar 1 meter, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan
sekitar 50-60 cm. Bedengan membantu meningkatkan drainase
dan memudahkan perawatan
tanaman.
4.
Pengapuran: Jika pH tanah terlalu
asam, lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian sesuai dosis yang
dianjurkan. Pengapuran dilakukan setidaknya dua minggu sebelum tanam untuk
menetralkan pH tanah.
Persiapan Benih
Persiapan benih
cabai merupakan tahap
krusial dalam budidaya yang dimulai dengan pemilihan varietas benih berkualitas dari sumber
terpercaya untuk memastikan daya kecambah tinggi dan bebas penyakit. Benih yang
terpilih kemudian direndam dalam air hangat atau larutan fungisida untuk
memecah dormansi dan mencegah serangan penyakit pada tahap awal pertumbuhan.
Setelah perendaman, benih ditiriskan dan diangin-anginkan hingga kering sebelum
disemai. Penyemaian dilakukan pada media semai yang gembur dan subur, terdiri
dari campuran tanah, kompos, dan pasir, yang telah disiapkan dalam wadah semai. Langkah-langkah ini memastikan benih memiliki kondisi
optimal
untuk berkecambah dan tumbuh dengan baik, mempersiapkan mereka untuk penanaman
di lahan terbuka.
Penanaman
1. Penanaman Bibit:
·
Buat lubang tanam pada bedengan dengan jarak antar tanaman sekitar 50 cm dan jarak antar baris
sekitar 60-70 cm.
·
Tanam bibit di lubang tanam pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres akibat panas matahari.
·
Tanam bibit bersama media semai
untuk mengurangi kerusakan akar dan menjaga kelembapan.
2. Pemangkasan dan Penopangan:
·
Pangkas cabang yang tidak produktif dan daun yang
terkena penyakit untuk meningkatkan
sirkulasi udara dan mengurangi risiko penyakit.
·
Gunakan ajir atau penopang untuk
tanaman yang tumbuh tinggi agar tidak rebah.
Penyiraman Tanaman Cabai
Penyiraman dilakukan secara teratur dengan jumlah air yang
cukup, namun tidak berlebihan agar tidak menyebabkan genangan yang dapat
merusak akar. Pada musim kemarau, penyiraman perlu lebih intensif, sedangkan
pada musim hujan, frekuensi penyiraman dapat dikurangi. Sistem irigasi tetes
sangat dianjurkan karena efisien dalam penggunaan air dan dapat memberikan
kelembapan yang merata ke seluruh tanaman. Selain itu, waktu penyiraman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan yang berlebihan
dan menjaga kelembapan tanah lebih lama. Dengan pengelolaan penyiraman yang
baik, tanaman cabai dapat tumbuh sehat dan menghasilkan buah dengan kualitas
tinggi.
Pemupukan
Terdapat dua macam teknik pemberian pupuk
yang dapat digunakan
yaitu :
1. Pemupukan Dasar: Tambahkan
pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang yang telah matang ke dalam
tanah. Dosis yang dianjurkan adalah sekitar 20 ton per hektar. Pupuk organik ini
meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman cabai.
2.
Pemberian Pupuk Anorganik:
Tambahkan pupuk anorganik seperti NPK dengan dosis yang sesuai. Pemberian pupuk
ini bertujuan untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro yang penting bagi
pertumbuhan tanaman.
Pupuk
ini diberikan pada jarak tertentu dari batang tanaman untuk menghindari
kerusakan akar. Frekuensi pemupukan biasanya setiap 2-3 minggu sekali,
tergantung kondisi tanaman dan kesuburan tanah. Selain itu, pemupukan daun atau
foliar dengan larutan pupuk khusus dapat dilakukan untuk memberikan nutrisi
tambahan secara cepat. Dengan pemupukan yang tepat dan teratur, tanaman cabai
dapat tumbuh subur,
menghasilkan buah yang lebat, dan memiliki kualitas yang baik.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pendekatan terpadu sangat dianjurkan, dimulai dengan
penggunaan varietas cabai yang tahan penyakit dan praktik budidaya yang baik
seperti rotasi tanaman dan sanitasi lahan untuk mencegah penyebaran patogen.
Pemantauan rutin terhadap tanaman sangat penting untuk mendeteksi gejala
serangan hama seperti kutu daun,
ulat, dan thrips, serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, dan virus
gemini. Pengendalian mekanis seperti memetik dan membuang bagian tanaman yang
terinfeksi, serta penggunaan perangkap kuning untuk hama terbang, juga efektif.
Jika diperlukan, aplikasi pestisida nabati atau kimia dilakukan secara hati-hati sesuai dosis yang dianjurkan, dengan
mengutamakan pestisida yang ramah lingkungan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem. Dengan pengelolaan yang baik, serangan hama dan penyakit dapat
diminimalisir, sehingga tanaman cabai dapat tumbuh optimal dan menghasilkan
buah berkualitas.
TEKNOLOGI PASCA
PANEN
TANAMAN CABAI (Capsicum annuum
L)
Pengumpulan
Pada proses pengumpulan, cabai harus terlindungi dari sinar
matahari langsung dan air hujan. Lakukan proses pendinginan untuk menurunkan
panas yang terbawa dari lapangan
hingga sama dengan suhu ruang. Kemudian
berikan alas untuk penumpukan berupa terpal.
Sortasi dan Grading
Pada proses sortasi, dipilah-pilah antara cabai yang utuh
dan sehat, cabai utuh tetapi abnormal, cabai yang rusak sewaktu pemanenan, dan
cabai yang terserang hama penyakit.
Kemudian dilakukan grading,
yaitu penggolongan buah cabai berdasarkan kualitas dan ukuran
panjang buah.
a.
Untuk keperluan pasar lokal, cukup
dipisahkan antara cabai golongan kualitas A dengan cabai kualitas B. Cabai
kualitas A merupakan cabai yang utuh dengan bentuk normal tanpa cacat apapun,
baik cacat mekanis maupun terkena serangan penyakit.
Cabai kualitas B merupakan cabai yang mempunyai ukuran kecil (< 10 cm) dan
tercampur dengan cabai yang bentuknya abnormal.
b. Untuk kepentingan pasar swalayan dipilih yang berukuran besar, tingkat
kemasakan 85%, dan berkualitas prima tanpa cacat.
c.
Cabai untuk pemasaran di rumah
makan dipilih yang berwarna merah menyala (100% masak penuh), tanpa memandang
ukuran, tetapi tidak cacat.
d. Untuk keperluan ekspor, mportir biasanya menginginkan kualitas cabai
yang prima. Kriteria kualitas cabai ekspor yaitu: 1) panjang 11 cm, 2) bentuk
buah lurus (bila ujungnya bengkok memang karena sifat varietasnya), 3) seragam,
dan 4) tidak tercampur buah yang cacat. Khusus untuk cabai yang hendak diekspor
ke Jepang, residu pestisida tidak boleh melebihi ambang batas yang
diperbolehkan.
Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk melindungi atau mencegah cabai
dari kerusakan mekanis selama proses pengangkutan dan penyimpanan.
a. Untuk pasar lokal cukup dengan menggunakan karung-karung plastik yang
berlubang-lubang dengan kapasitas 25-30 kg. Untuk yang di luar daerah biasanya
dikemas dalam kardus-kardus yang sudah dilubangi sebagai ventilasi udara.
b. Untuk keperluan pasar swalayan dikemas dalam plastik transparan yang
dilubangi dengan berat kemasan 0,5-1 kg.
c. Untuk pasokan ke rumah makan dikemas dalam kantong plastik yang telah dilubangi dengan kemasan 5 kg. Lubang pada plastik tersebut dapat mencegah terjadinya pengembunan
udara di dalam plastik yang dapat mengakibatkanı kebusukan cabai.
d. Untuk kepentingan ekspor dikemas dalam kardus khusus dari pedagang
pengekspomya lengkap dengan nama dagang dan tanggal panen. Kardus-kardus
pengemas dibuat berlubang kecil untuk aliran udara agar cabai tidak busuk. Biasanya ukuran kardus hanya memuat 15-20 kg cabai segar.
Penyimpanan
Proses ini dilakukan untuk memperpanjang masa simpan cabai.
Simpan cabai pada suhu yang kering dan sejuk, sehingga dapat mengendalikan laju
transpirasi (penguapan), respirasi (pernapasan), dan mempertahankan kesegaran.
a. Cabai yang telah dikemas dan tidak langsung dipasarkan sebaiknya
disimpan pada ruangan yang berudara sejuk dan kering.
b. Cabai yang dikemas untuk pasaran swalayan dan restoran, bila tidak
langsung dipasarkan disimpan terlebih dahulu dalam lemari pendingin.
c. Cabai yang dikemas dalam kardus untuk pasaran ekspor disimpan dalam
ruang berpendingin (cold
storage) dengan suhu berkisar 7.8 – 8.9˚C dan paling
lambat 2 x 24 jam harus segera dikirim sehingga pada hari berikut nya sudah
sampai di negara tujuan.
Pengangkutan
Selama pengangkutan, cabai harus diletakkan secara teratur
dengan mempertimbangkan ketinggian tumpukan kemasan sehingga produk tidak
berubah bentuk.
a. Produk cabai yang diangkut harus terhindar dari sinar matahari langsung
selama pengangkutan. Untuk itu biasanya cabai diangkut ke pasar pada malam
hari, agar udara lebih sejuk dan tidak terkena matahari langsung.
b.
Suhu dan kelembaban di dalam alat
pengangkut perlu dijaga terutama untuk perjalanan yang lebih 2,5 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, F., Rahmawati, D., & Ulum, M. 2017. “Penyiraman Tanaman Media Otomatis
Berbasis Telepon Seluler Pintar dan
Jaringan Sensor Fuzzy Tanpa Kabel”. Jurnal Seminar Nasional Matematika dan
Aplikasinya
Anonim1. 2017. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Cabai.
Sekretariat Jenderal
Kementrian Pertanian, Jakarta.
Anonim2, 2015. Standar
Operasional Prosedur (SOP) Pasca Panen Cabai Merah.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Hortikultura, Departemen Pertanian.
Anonim3, 2014. Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabai Merah. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura,
Departemen Pertanian.
Prajanata. (2007).
Agribisnis Cabai Hibrida.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutariati, G.A.K., L.O.S. Bande, A.
Khaeruni, Muhidin, La Mudi, and R.M. Savitri. 2018. The effectiveness of preplant seed
bio-invigoration techniques using Bacillus sp. CKD061 to improving seed
viability and vigor of several local upland rice cultivars of Southeast
Sulawesi. Earth and Environmental Science. 122: 1-6.
Social Plugin